v Diska Bintayani
v Anita mustika ibrahim
v Rispan Dahlan
v Rahman
v Zharul Azmi
v Basrudin
v Safina
v Ariadin
v Muh. Ihlas
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
nikmat serta karunia-Nya yang terus diberikan diberikan kepada kita sehingga
makala ini dapat terselesaikan.
Salawat serta salam juga senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW atas perjuangan beliaulah yang telah mengeluarkan umat manusia
dari zaman jahiliah atau kebodohan kepada cahaya Islam.
Makala ini disusun dari Mata Kuliah “ILMU REPRODUKSI TERNAK”. Dalam
makala ini dibahas mengenai Periode Perkembangan Embrio Pada Ternak.
Kami sadar dalam pembuatan makala ini masih terdapat kekurangan dan
kekhilafan baik yang kami sadari maupun tidak disadari. Oleh karena itu, kepada
semua pihak kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan.
Kendari, Agustus 2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Reproduksi adalah suatu
proses perkembangbiakan makluk hidup yang dimulai dari bertemunya sel telur
yang dilepaskan oleh ovarium dengan sepermatozoa yang dihasilkan oleh testis
sehingga dari proses tersebut terbentuk suatu makluk hidup baru yang disebut
dengan zigot yang kemudian kondisi tersebut disusul oleh terjadinya kebuntingan
serta berakhir dengan kelahiran ( anonymous 2008 ).
Dewasa ini usaha
peternakan di Indonesia hampir selalu menghadapi kendala, yang mengakibatkan
produktivitas ternak masih rendah. Salah satu kendala tersebut adalah masih
banyak kasus gangguan reproduksi menuju kepada adanya kemajiran ternak betina.
Hal ini ditandai dengan rendahnya angka kelahiran pada ternak tersebut
(Hardjopranjoto, 1995). Angka kelahiran dan pertambahan populasi ternak adalah
masalah reproduksi atau perkembangbiakan ternak. Penurunan angka kelahiran dan
penurunan populasi ternak terutama dipengaruhi oleh efisiensi reproduksi atau
kesuburan yang rendah dan kematian prenatal (Toelihere, 1981).
Lama satu siklus birahi
merupakan proporsi lama kebuntingan yang penting dan bila satu siklus hilang
karena ketidakberhasilan pembuahan ini merupakan kerugian ekonomi pada sistem
produksi yang intensif dan hilangnya siklus kedua karena kegagalan dalam
mendeteksi dan menginseminasi kembali hewan yang tidak bunting juga dapat
merugikan dalam segi ekonomi (Hunter, 1981).
Secara ideal hanya
sapi-sapi betina dan pejantan yang normal, sehat dan sangat fertil yang harus
dikawinkan, akan tetapi sapi betina maupun sapi jantan mempunyai kesuburan yang
berbeda-beda. Apabila sapi betina kurang subur maka kesuburan pejantan menjadi
sangat penting (Toelihere, 1981).
1.2 Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makala ini yaitu dengan adanya makalah ini dapat membantu daya
piker mahasiswa tentang bagaimana proses periode perkembangan pada embrio.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Proses perkembangan embrio
Periode
Embrio/organogenesis,
Suatu periode ketika sel-sel berada dalam proses pembentukan organ-organ
spesifik dalam tubuh embrio. Merupakan periode dimulainya implantasi sampai
saat dimulainya pembentukan organ tubuh bagian dalam. Pada sapi berkisar hari
ke 12-45 setelah fertilisasi. Selama periode ini akan terbentuk lamina
germinativa selaput embrionik dan organ tubuh (Toelihere,1979).
Pada periode ini meliputi
pembentukan:
1.
Lapisan-lapisan lembaga (germ layer)
a. Endoderm (Lapisan germ yang paling dalam)
·
Pertama
tampak ketika suatu lapisan sel tunggal terdorong keluar dari inner
cell mass dan tumbuh mengelilingi blastokul
·
Merupakan
awal/origo dari sistem digesti, hepar, pulmo, organ internal lain
b. Mesoderm (Lapisan germ/lembaga tengah)
·
Lapisan
sel2 inner cell mass, yang terdorong di antara endoderm dan ectoderm
·
Origo
dari sistem skelet, otot, sistem sirkulasi dan sistem reproduksi
c. Ektoderm (Lapisan germ yang paling luar)
·
Origo
dari sistem syaraf, organ indera, rambut, gl.mamme (Toelihere,1979).
2.
Trofoblast akan menjadi:
a. Amnion
·
Non-vaskuler,
berisi cairan yang dihasilkan fetus
·
Bantalan
untuk proteksi
·
Robek
saat kelahiran
b. Yolk sac
·
Sebagai
cadangan
makanan
·
Mammalia:
atropi
c. Allantois
·
Penuh
dengan pembuluh darah
·
Menyatu
dengan chorion (Allantochorion)
·
Membawa
darah ke chorion
d. Chorion
·
Membran
fetus terluar
·
Melekat
pada induk (Toelihere,1979).
Tahap awal perkembangan diawali
dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal
dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru
yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel
(cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Proses
perkembangan embrio
Periode Embrio/organogenesis, Suatu
periode ketika sel-sel berada dalam proses pembentukan organ-organ spesifik
dalam tubuh embrio. Merupakan periode dimulainya implantasi sampai saat
dimulainya pembentukan organ tubuh bagian dalam. Pada sapi berkisar hari ke
12-45 setelah fertilisasi. Selama periode ini akan terbentuk lamina germinativa
selaput embrionik dan organ tubuh (Toelihere,1979).
Pada
periode ini meliputi pembentukan:
1.
Lapisan-lapisan
lembaga (germ layer)
a. Endoderm (Lapisan
germ yang paling dalam)
·
Pertama tampak ketika suatu lapisan sel
tunggal terdorong keluar dari inner cell mass dan tumbuh
mengelilingi blastokul
·
Merupakan awal/origo dari sistem digesti,
hepar, pulmo, organ internal lain
b. Mesoderm (Lapisan
germ/lembaga tengah)
·
Lapisan sel2 inner cell mass, yang terdorong
di antara endoderm dan ectoderm
·
Origo dari sistem skelet, otot, sistem
sirkulasi dan sistem reproduksi
c. Ektoderm (Lapisan germ
yang paling luar)
·
Origo dari sistem syaraf, organ indera,
rambut, gl.mamme (Toelihere,1979).
2.
Trofoblast
akan menjadi:
a. Amnion
·
Non-vaskuler, berisi cairan yang dihasilkan
fetus
·
Bantalan untuk proteksi
·
Robek saat kelahiran
b. Yolk sac
·
Sebagai cadangan
makanan
·
Mammalia: atropi
c. Allantois
·
Penuh dengan pembuluh darah
·
Menyatu dengan chorion (Allantochorion)
·
Membawa darah ke chorion
d. Chorion
·
Membran fetus terluar
·
Melekat pada induk (Toelihere,1979).
Tahap
awal perkembangan diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma
dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan
menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan
pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan
menjadi embrio.
(Gambar 2. Perkembangan awal Embrio)
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan
embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
1. Fase Embrionik
yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang
diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam
tubuh induk betina.
2. Fase fertilisasi adalah
pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote.
Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage)
Kita
akan membahas setiap fase pertumbuhan dan perkembangannya berikut ini.
v
Fase Morula
Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel
dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat
pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan. Pembelahan yang cepat
terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub hewan
(animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua kutub ini dibatasi
oleh daerah sabit kelabu (grey crescent).setelah pembelahan terjadi pada bagian
vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara
aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64
sel. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.
v
Fase Blastula
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua
kutub yang dibentuk pada fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub
tersebut berbeda. Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit
dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang berbeda
menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase ini
kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai
dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut
blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula.
Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase
blastula selesai ditanjutkan dengan lase gastrula.
v
Fase Gastrula
(Gambar 2. Tahap pasca perkembangan
embrio)
Pada fase gastrula, embrio
mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel
pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sal-sel pada kutub
vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan
membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam
(endoderm).
Bagian ektoderm akan menjadi
kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam saluran. Bagian tengah
gastrula disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya, arkenteron
akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa
invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gastrula menuju arkenteron disebut
dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung
akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan
diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir fase
gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
Berdasarkan jumlah lapisan
embrionalnya, hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu hewan diploblastik dan
hewan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki dua lapisan embrional, yaitu
ektoderm dan endoderm. Contoh hewan diploblastik adalah Coelenterata (hewan
berongga). Hewan triploblastik memiliki tiga lapisan embrional, yaitu ektoderm,
endoderm, dan mesoderm. Mesoderm selalu terletak di antara ektoderm dan
endoderm.
Hewan triploblastik
dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan ada tidaknya selom (berasal
dari kata coelom = ruangan yang berongga) dan bagaimana selom tersebut dibentuk
selama embriogenesis. Kelompok hewan tersebut yaitu aselomata, pseudoselomata,
dan selomata (euselomata). Hewan aselomata tidak memiliki selom, contohnya
cacing pipih (Platyhelminthes). Hewan pseudoselomata memiliki selom semu,
contohnya cacing tanah. Hewan selomata memiliki selom sesungguhnya, misalnya
manusia.
Diploblastik
yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan
endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.
Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Organogenesis
yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding
tubuh embrio pada fase gastrula.
· Contohnya :
a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi
menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat
indera.
b. Lapisan Mesoderm akan
berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis
dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan
berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo.
Imbas
embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan
satu organ tubuh pada makhluk hidup.
Contohnya :
a. Lapisan
mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan
kelopak mata.
Periode embrio minggu ke tiga sampai
delapan merupakan Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan
struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk,
sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis
menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
Embrio
dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :
1. Amnion yaitu selaput yang
berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi
untuk melindungi embrio dari guncangan.
2. Korion yaitu selaput
yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan
dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput
terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah
tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut
sari makanan dan O2, zat sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu
selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya
pembuluhdarah yang pertama
Ø Tahapan perkembangan pada masa embrio
a.
Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ
tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat
(otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
b.
Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah
terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio
berukuran 4 cm.
c.
Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah
lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm
dengan berat 20 gram.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat kita peroleh dari permbuatan makalah ini yakni ;
1.
Periode
embrio minggu ke tiga sampai delapan merupakan Proses dimana sistem syaraf
pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata,
mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah.
Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan
kepala yang besar
2.
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio
dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
a.
Fase
Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan
terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
b.
Fase
fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel
ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel
(cleavage)
3.
Terdapat
tiga fase perkembangan yakni blastula, grastula dan morula
3.2 Saran
Saran yang dapat di simpulkan dari pembuatan
makalah ini, agar anggota kelompok lebih aktif dalam berdiskusi sehingga, dapat
saling bertukar pendapat
DAFTAR PUSTAKA
Diah Aryulina, 2012. http://artikelterbaru.com/pendidikan/tahap-embriopertum
buhan-dan-perkembangan-hewan-20111134.html.28 April 2012.02;26.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar